Created by :
SURYA, MUHAMMAD ( 2100109626 )
SURYA, MUHAMMAD ( 2100109626 )
Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang
berfungsi untuk mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu
ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan).
Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam
perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari
sumber yang cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut.
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada
aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur
antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi
pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada
kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur
udara luar, maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati
temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka
akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
Gb 1 Prinsip kerja kondensor
Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan (double pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin), dipasang venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
Gb 2Kondensor tipe permukaan (surface condenser)
Gb 3 Konstruksi Kondensor
Created by :
SUTIKNO ( 2100109016 )
ALLOY (ALUMUNIUM)
- Alloy (Alumunium) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran adalah logam, Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama.
- Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium wronglt alloy(lembaran) dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium (99,99%) memiliki berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6600C, alumunium memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja. Sifat tahan korosi alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida alumunium dari permukaan alumunium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya) sehingga melindungi bagian dalam.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan
elongasi (pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu
dalam alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.
- Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%)
Cu. Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama
“duralimin” mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard.
Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu,
1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super.
Paduan yang memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi
apabila ketahanan korosi khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan
Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alkad.
Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur
tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
- Alumunium magnese alloy (seri 3xxx)
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan
dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa,
Al-Mn yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah
Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al-1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan
paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa perlakuan
panas. Paduan dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat
treatment. Seri 3003 dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan
(weldability) baik. Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.
- Alumunium silikon alloy (seri 4xxx)
Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang
sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran.
Sebagai tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik,
sangat ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai
penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki kelebihan yang
baik, paduan ini sangat banyak dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi
tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin sangat diperbaiki oleh
perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur paduan. Umumnya
dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5%Mg. Paduan yang diberi
perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin gamma dan yang hanya
ditemper dinamakan silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan panas
ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat
panas, bahan ini biasa digunakan untuk torak motor. Koefisien pemuaian
termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal paduannya juga
rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah dikembangkan paduan
hypereutektik Al-Si sampai 29% Si untuk memperhalus butir primer Si.
Proses penghalusan akan lebih efektif dengan penambahan P oleh paduan
Cu-P atau penambahan fosfor klorida (PCl5) untuk mencapai presentasi
0,001%P, dapat tercapai penghalusan primer dan homogenisasi. Paduan
Al-Si banyak dipakai sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama
mengandung 5%Si. Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032
yang mengandung 12,5%Si mudah ditempa dan memiliki koefisien muai panas
sangat rendah digunakan untuk piston yang ditempa.
- Alumunium magnesium alloy (seri 5xxx)
Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan
larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam
Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi
ada juga yang sel satuannya kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik
eutetiknya adalah 450ºC, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada
temperature eutektik adalah 17,4% yang menurun pada temperature biasa
sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat diharapkan. Paduan
Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut hidrinalium.
Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan
Al-Mg umumnya non heat tretable. Seri 5052 dengan 2,5%Mg banyak
digunakan untuk campuran minyak dan bahan bakar pesawat terbang. Seri
5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan. Paduan 5056 adalah paduan
paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan apabila
diperlakukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan
antara (4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas sehingga banyak digunakan
sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg banyak digunakan
sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai sebagai
pipa saluran minyak dan gas pada kendaraan.
- Alumunium magnesium silikon alloy (seri 6xxx)
Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat
jarang terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat
diperkeras dengan penuaan panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini
dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai komponen murni dan membuat
keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini
memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang
digunakan sebagai bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik
kemampuan bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat
diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak
digunakan sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan
yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan
untuk kabel tenaga. Dalam hal ini percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn
perlu dihindari karena unsur-unsur tersebut menyebabkan tahanan listrik
menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium
Silisida) yang memberikan kekuatan tinggi pada paduan ini setelah
proses heat treatment. Seri 6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi
sangat baik dari pada heat treatable aluminium lainnya. Penggunaan
aluminium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor dan silinder
head motor bakar, part sepeda. dll
- Alumunium zink alloy (seri 7xxx)
Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar
logam MgZn2dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah
diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat dibuat keras sekali
dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak lama, tidak
dipakai sebab mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan.
Di Jepang pada permulaan tahun 1940, Iragashi dkk mengadakan studi dan
berhasil dalam pengembangan suatu paduan dengan penambahan kira-kira
0,3%Mn atau Cr, dimana bitur Kristal padat diperhalus, dan mengubah
bentuk presipitasi serta retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada
saat itu paduan tersebut dinamakan ESD, Duralumin, superekstra. Selama
perang dunia ke II, di Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama
telah dikembangkan pula suatu paduan, yaitu suatu paduan yang terdiri
dari Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang dinamakan paduan
7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan
lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah untuk konstruksi
pesawat udara. Di samping itu penggunaannya menjadi lebih penting
sebagai bahan konstruksi.
a. #Sifat Mekanis
Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan
adanya pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan
kekerasannya. Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya
dengan suatu mekanisme penguatan bahan logam yang disebut precipitation hardening. Dalam precipitation hardening harus ada dua fasa, yaitu fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut matriks dan fasa yang jumlahnya lebih sedikit disebut precipitate. Mekanisme
penguatan ini meliputi tiga tahapan, yaitu solid solution treatment:
memanaskan hingga diatas garis solvus untuk mendapatkan fasa larutan
padat yang homogen, quenching: didinginkan dengan cepat untuk
mempertahankan struktur mikro fasa padat homogeny agar tidak terjadi
difusi, dan aging: dipanaskan dengan temperatur tidak terlalu tinggi
agar terjadi difusi fasa alpha pada jarak membentuk precipitate. Selain
itu, ada beberapa cara pengujian kekerasan yang berstandar yang
digunakan untuk menguji kekerasan logam yaitu antara lain pengujian
Brinell, Rockwell, Vickers, Shore, dan Meyer.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to
weight ratio, aluminium lebih baik. Aluminium yang elastis memiliki
titik lebur yang lebih rendah dan kepadatan. Dalam kondisi yang
dicairkan dapat diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang memungkinkan
produk-produk dari aluminium yang akan dibentuk pada dasarnya dekat
dengan akhir dari desain produk.
Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi tingkat keuletannya.
Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan gagal jika ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari
kualitas. Yang kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit
energy, hanya sekitar 5% dari energy yang diperlukan untuk memproduksi
logam utama yang pada awalnya diperlukan dalam proses daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang
bersama-sama dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor
misalnya perabotan ringan.
Alumunium memiliki sifat-sifat yang lebih baik dari logam lainnya seperti :
- Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau
tembaga dan karenanya banyak digunakan dalam industri
transportasi seperti angkutan udara.
- Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain. Digunakan untuk
pembuatan produk yang memerlukan kekuatan tinggi seperti :
pesawat terbang, kapal laut, bejana tekan, kendaraan dan lainlain.
- Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah
dirakit karena dapat disambung dengan logam/material lainnya
melalui pengelasan, brazing, solder, adhesmekanis, atau dengan teknik penyambungan lainnya.
- Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk
lingkungan yang dipengaruhi oleh unsur-unsur seperti air, udara,
suhu dan unsur-unsur kimia lainnya, baik di ruang angkasa atau
bahkan sampai ke dasar laut.
- Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat
menghantarkan arus listrik dua kali lebih besar jika dibandingkan
dengan tembaga. Karena aluminium relatif tidak mahal dan
ringan, maka aluminium sangat baik untuk kabel-kabel listrik
overhead maupun bawah tanah.
- Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada
mesin-mesin/alat-alat pemindah panas sehingga dapat
memberikan penghematan energi.
- Memantulkan sinar dan panas : Dapat dibuat sedemikian rupa
sehingga memiliki kemampuan pantul yang tinggi yaitu sekitar
95% dibandingkan dengan kekuatan pantul sebuah cermin. Sifat
pantul ini menjadikan aluminium sangat baik untuk peralatan
penahan radiasi panas.
- Non magnetik : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada peralatan listrik/elektronik, pemancar radio/TV. dan lainlain,
dimana diperlukan faktor magnetisasi negatif.
- Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada industri makanan, minuman, dan obat-obatan, yaitu untuik
peti kemas dan pembungkus.
- Memiliki ketangguhan yang baik : dalam keadaan dingin dan
tidak seperti logam lainnya yang menjadi getas bila didinginkan.
Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada pemrosesan maupun
transportasi LNG dimana suhu gas cair LNG ini dapat mencapai
dibawah -150oC.
- Menarik : dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa
diberi proses pengerjaan akhir. Tampak permukaan aluminium
sangat menarik dan karena itu cocok untuk perabot rumah
(hiasan), bahan bangunan dan mobil. Disamping itu aluminium
dapat diberi surface treatment, dapat dikilapkan, disikat atau
dicat dengan berbagai warna, dan juga diberi proses anodisasi.
Proses ini menghasilkan lapisan yang juga dapat melindungi
logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya.
- Mampu diproses ulang guna yaitu dengan mengolahnya kembali
melalui proses peleburan dan selanjutnya dibentuk menjadi
produk seperti yang diinginkan Proses ulang-guna ini dapat
menghemat energi, modal dan bahan baku yang berharga.
1. Alumunium paduan
Alumunium paduan dikelompokkan dalam berbagai standard oleh berbagai
Negara di dunia. Namun, pengklasifikasian yang paling terkenal dan
sempurna adalah standard Alumunium Association (AA) di Amerika yang
didasarkan pada standard sebelumnya daro Alcoa ( Alumunium Company of
America).
a. Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu.
Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin”
mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini Mg
ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn,
dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki
Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi
khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al
yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan
untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi misalnya pada piston
dan silinder head motor bakar.
Created by :
SUFYAN, HENDI ( 3100006027748 )
SUFYAN, HENDI ( 3100006027748 )
PENGERTIAN RADIASI
1. Pengertian RadiasiRadiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone, (BATAN, 2008)
2. Jenis Radiasi
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion, (BATAN, 2008).
a. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.
b. Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
3. Besaran dan Satuan Radiasi
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria penggunaannya, yaitu (BATAN, 2008) :
a. Satuan untuk paparan radiasi
Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.
b. Satuan dosis absorbsi medium.
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian maka :
1 Gy = 100 Rad
Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
1 R = 0,00869 Gy
c. Satuan dosis ekuivalen
Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau disingkat dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara dosis ekuivalen dengan dosis absobrsi dan quality faktor adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert yang disingkat dengan Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan
1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.
4. Dosis Maximum Radiasi
United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection (NCRP), yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :
a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum
b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.
Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan yang berkaitan dengan radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:
a. Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun.
b. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv ( 5 rem).
c. Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem) per tahun.
d. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya selesai.
5. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia
Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada suatu bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi pengion oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan (BATAN, 2008).
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel (BATAN, 2008).Efek Radiasi Pada Organ reproduksi
Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu. Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy. Sedangkan menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-300) rad untuk wanita. Sehingga didapati bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan radiasi khususnya pada organ reproduksi dibandingkan pria.
