Minggu, 19 Oktober 2014

Tugas Komputer Tiga Frasa 6

Created by :
SURYA, MUHAMMAD ( 2100109626 )

Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side). Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan aliran  uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.
Prinsip kerja kondensor Prinsip kerja kondensorGb 1 Prinsip kerja kondensor

Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan (double pass). Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air pendingin), dipasang venting pump atau priming pump. Udara dan non condensable gas pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
Kondensor tipe permukaan surface condenser Prinsip kerja kondensor
Gb 2Kondensor tipe permukaan (surface condenser)
Konstruksi Kondensor Prinsip kerja kondensor
Gb 3 Konstruksi Kondensor
 
 
Created by :
SUTIKNO ( 2100109016 )


ALLOY (ALUMUNIUM)
  • Alloy (Alumunium) adalah bahan campuran yang mempunyai sifat-sifat logam, terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur, dan sebagai unsur utama campuran adalah logam, Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama.
  • Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium wronglt alloy(lembaran) dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium (99,99%) memiliki berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6600C, alumunium memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja. Sifat tahan korosi alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida alumunium dari permukaan alumunium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan lingkungan sekitarnya) sehingga melindungi bagian dalam.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi (pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.
  •    Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
 Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu. Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin” mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
  • Alumunium magnese alloy (seri 3xxx)
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa, Al-Mn yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al-1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa perlakuan panas. Paduan dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment. Seri 3003 dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan (weldability) baik. Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.
  • Alumunium silikon alloy (seri 4xxx)
 Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki kelebihan yang baik, paduan ini sangat banyak dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur paduan. Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5%Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin gamma dan yang hanya ditemper dinamakan silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa digunakan untuk torak motor. Koefisien pemuaian termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal paduannya juga rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah dikembangkan paduan hypereutektik Al-Si sampai 29% Si untuk memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan lebih efektif dengan penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor klorida (PCl5) untuk mencapai presentasi 0,001%P, dapat tercapai penghalusan primer dan homogenisasi. Paduan Al-Si banyak dipakai sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si. Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032 yang mengandung 12,5%Si mudah ditempa dan memiliki koefisien muai panas sangat rendah digunakan untuk piston yang ditempa.
  •   Alumunium magnesium alloy (seri 5xxx)
 Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi ada juga yang sel satuannya kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya adalah 450ºC, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperature eutektik adalah 17,4% yang menurun pada temperature biasa sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat diharapkan. Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik  disebut hidrinalium. Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat tretable. Seri 5052 dengan 2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan bahan bakar pesawat terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan. Paduan 5056 adalah paduan paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan apabila diperlakukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan antara (4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg banyak digunakan sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai sebagai pipa saluran minyak dan gas pada kendaraan.  
  •  Alumunium magnesium silikon alloy (seri 6xxx)
Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat jarang terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat diperkeras dengan penuaan panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai komponen murni dan membuat keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan sebagai bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak digunakan sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal ini percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari karena unsur-unsur tersebut menyebabkan tahanan listrik menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium Silisida) yang memberikan kekuatan tinggi pada paduan ini setelah proses heat treatment. Seri 6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari pada heat treatable aluminium lainnya. Penggunaan aluminium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor dan silinder head motor bakar, part sepeda. dll
  •  Alumunium zink alloy (seri 7xxx)
 Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam MgZn2dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak lama, tidak dipakai sebab mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan. Di Jepang pada permulaan tahun 1940, Iragashi dkk mengadakan studi dan berhasil dalam pengembangan suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr, dimana bitur Kristal padat diperhalus, dan mengubah bentuk presipitasi serta retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada saat itu paduan tersebut dinamakan ESD, Duralumin, superekstra. Selama perang dunia ke II, di Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama telah dikembangkan pula suatu paduan, yaitu suatu paduan yang terdiri dari Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah untuk konstruksi pesawat udara. Di samping itu penggunaannya menjadi lebih penting sebagai bahan konstruksi. 
a.       #Sifat Mekanis
Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan adanya pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya dengan suatu mekanisme penguatan bahan logam yang disebut precipitation hardening. Dalam precipitation hardening harus ada dua fasa, yaitu fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut matriks dan fasa yang jumlahnya lebih sedikit disebut precipitate. Mekanisme penguatan ini meliputi tiga tahapan, yaitu solid solution treatment: memanaskan hingga diatas garis solvus untuk mendapatkan fasa larutan padat yang homogen, quenching: didinginkan dengan cepat untuk mempertahankan struktur mikro fasa padat homogeny agar tidak terjadi difusi, dan aging: dipanaskan dengan temperatur tidak terlalu tinggi agar terjadi difusi fasa alpha pada jarak  membentuk precipitate. Selain itu, ada beberapa cara pengujian kekerasan yang berstandar yang digunakan untuk menguji kekerasan logam yaitu antara lain pengujian Brinell, Rockwell, Vickers, Shore, dan Meyer.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight ratio, aluminium lebih baik. Aluminium yang elastis memiliki titik lebur yang lebih rendah dan kepadatan. Dalam kondisi yang dicairkan dapat diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang memungkinkan produk-produk dari aluminium yang akan dibentuk pada dasarnya dekat dengan akhir dari desain produk.
Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi tingkat keuletannya.
Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan gagal jika ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari kualitas. Yang kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit energy, hanya sekitar 5% dari energy yang diperlukan untuk memproduksi logam utama yang pada awalnya diperlukan dalam proses daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang bersama-sama dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor misalnya perabotan ringan. 
Alumunium memiliki sifat-sifat yang lebih baik dari logam lainnya seperti : 
- Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau
tembaga dan karenanya banyak digunakan dalam industri
transportasi seperti angkutan udara. 
- Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain. Digunakan untuk
pembuatan produk yang memerlukan kekuatan tinggi seperti :
pesawat terbang, kapal laut, bejana tekan, kendaraan dan lainlain.
- Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah
dirakit karena dapat disambung dengan logam/material lainnya
melalui pengelasan, brazing, solder, adhesmekanis, atau dengan teknik penyambungan lainnya. 
- Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk
lingkungan yang dipengaruhi oleh unsur-unsur seperti air, udara,
suhu dan unsur-unsur kimia lainnya, baik di ruang angkasa atau
bahkan sampai ke dasar laut. 
- Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat 
menghantarkan arus listrik dua kali lebih besar jika dibandingkan
dengan tembaga. Karena aluminium relatif tidak mahal dan
ringan, maka aluminium sangat baik untuk kabel-kabel listrik
overhead maupun bawah tanah. 
- Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada
mesin-mesin/alat-alat pemindah panas sehingga dapat
memberikan penghematan energi. 
- Memantulkan sinar dan panas : Dapat dibuat sedemikian rupa
sehingga memiliki kemampuan pantul yang tinggi yaitu sekitar
95% dibandingkan dengan kekuatan pantul sebuah cermin. Sifat
pantul ini menjadikan aluminium sangat baik untuk peralatan
penahan radiasi panas. 
- Non magnetik : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada peralatan listrik/elektronik, pemancar radio/TV. dan lainlain,
dimana diperlukan faktor magnetisasi negatif. 
- Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan
pada industri makanan, minuman, dan obat-obatan, yaitu untuik
peti kemas dan pembungkus. 
- Memiliki ketangguhan yang baik : dalam keadaan dingin dan
tidak seperti logam lainnya yang menjadi getas bila didinginkan.
Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada pemrosesan maupun
transportasi LNG dimana suhu gas cair LNG ini dapat mencapai 
dibawah -150oC.
- Menarik : dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa 
diberi proses pengerjaan akhir. Tampak permukaan aluminium
sangat menarik dan karena itu cocok untuk perabot rumah
(hiasan), bahan bangunan dan mobil. Disamping itu aluminium
dapat diberi surface treatment, dapat dikilapkan, disikat atau
dicat dengan berbagai warna, dan juga diberi proses anodisasi.
Proses ini menghasilkan lapisan yang juga dapat melindungi
logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya. 
- Mampu diproses ulang guna yaitu dengan mengolahnya kembali
melalui proses peleburan dan selanjutnya dibentuk menjadi
produk seperti yang diinginkan Proses ulang-guna ini dapat
menghemat energi, modal dan bahan baku yang berharga. 
1.        Alumunium paduan
Alumunium paduan dikelompokkan dalam berbagai standard oleh berbagai Negara di dunia. Namun, pengklasifikasian yang paling terkenal dan sempurna adalah standard Alumunium Association (AA) di Amerika yang didasarkan pada standard sebelumnya daro Alcoa ( Alumunium Company of America).
a.         Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu. Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin” mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
 
Created by :
SUFYAN, HENDI  ( 3100006027748 )

PENGERTIAN RADIASI

1. Pengertian Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone, (BATAN, 2008)

2. Jenis Radiasi

Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion, (BATAN, 2008).

a. Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.

b. Radiasi Non Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).

3. Besaran dan Satuan Radiasi
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria penggunaannya, yaitu (BATAN, 2008) :

a. Satuan untuk paparan radiasi
Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja, adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.

b. Satuan dosis absorbsi medium.
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian maka :
  1 Gy = 100 Rad
 Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
  1 R = 0,00869 Gy

c. Satuan dosis ekuivalen
Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen ini semula berasal dari pengertian Rontgen equivalen of man atau disingkat dengan Rem yang kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara dosis ekuivalen dengan dosis absobrsi dan quality faktor adalah sebagai berikut :
 Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert yang disingkat dengan Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan
  1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.

4. Dosis Maximum Radiasi

United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection (NCRP), yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :

a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum
b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.

Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu. Rekomendasi untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan yang berkaitan dengan radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:

a. Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun.
b. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv ( 5 rem).
c. Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem) per tahun.
d. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya selesai.

5. Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia

Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada suatu bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi pengion oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan (BATAN, 2008).

Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel (BATAN, 2008).Efek Radiasi Pada Organ reproduksi

Menurut Sumarsono (2008) efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu. Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy. Sedangkan menurut Iffah (2009) kerusakan pada organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada paparan 150 - 300 rad untuk laki-laki dan < (150-300) rad untuk wanita. Sehingga didapati bahwa wanita lebih sensitif terhadap paparan radiasi khususnya pada organ reproduksi dibandingkan pria.

Cara Menggunakan SUBSCRIPT DAN SUPERSCRIPT Pada MS WORD

MEMBUAT EFEK SUBSCRIPT DAN SUPERSCRIPT PADA MS WORD

Cara membuat efek subscript dan superscript pada MS word Dalam matematika dan kimia, kita sering menggunakan bilangan indek dan pangkat. Bilangan indek misalnya angka 2 pada O2 . Sedangkan Bilangan pangkat angka2 pada 22, dalam mengetikkan bilangan index dan pangkat tersebut kita dapat menggunakan Tab Subscript dan Tab Superscript yang telah disediakan oleh MS Word. 
1.    coba ketikkan angka 24, dari angka 24 itu kita akan mencoba membuat 2 pangkat 4. Agar angka 4 itu menjadi pangkat  seleksilah angka 4 tersebut!
2.    Tekan tombol Alt + H lalu tekan panah bawah hingga JAWS mengatakan “font sub menu” kemudian tekan panah kanan sekali dan dilanjutkan dengan menekan panah bawah hingga JAWS mengatakan “superscript” kemudian tekan Enter.(shortcut Ctrl+Shift+ +).
3.    Ketikkan CO2, dari CO2 itu mari kita buat angka 2 menjadi bilangan index. Agar angka 2 menjadi bilangan index seleksilah dulu angka 2 tersebut!
4.    Tekan tombol Alt + H kemudian tekan panah bawah hingga JAWS mengatakan “font sub menu”  tekan panah kanan dan dilanjutkan dengan menekan panah bawah hingga JAWS mengatakan “Subscript” kemudian tekan Enter (shortcut Ctrl + =).

Untuk melihat apakah pemformatan kita telah berhasil apa belum, dapat di cek dengan cara menyeleksi karakter yang akan dicek, misalnya angka 2 pada CO2, kemudian tekan tombol  Insert + f. jika berhasil JAWS akan mengatakan karakter yang diseleksi tersebut mempunyai effect Subcript.

Merubah Format Huruf pada Microsoft Word.

Mengubah Huruf Kecil atau Huruf Besar Di Ms. Word (Change Case)

Mengubah Huruf Kecil atau Huruf Besar Dengan Cepat Di Ms. Word 2007 ~ Di dalam Ms. Word ada sebuah fasiltias bagus yang berguna untuk mengubah status huruf (kapitalisasi huruf) dengan cepat. Fasilitas tersebut biasa dikenal dengan nama Change Case. Change Case akan membantu mengubah huruf yang awal kapitalisasi kecil menjadi kapitalisasi besar atau sebalinya. Caranya untuk melakukan perubahan kapitaliasai huruf dari kecil menjadi besar atau sebaliknya sangatlah mudah. Fitur ini sudah tersedia dan tinggal sekali klik saja. Selain itu untuk mengubah huruf kecil atau besar di Ms. Word juga dapat menggunakan jalan pintas dengan menggunakan tombol kombinasi atau yang lebih dikenal nama tombol shortcut.
Dalam kesempatan ini akan saya jelaskan dua cara untuk mengubah huruf besar atau kecil dengan cepat pada Ms. Word. Cara yang pertama adalah cara standar dan cara yang kedua adalah cara dengan menggunakan tombol kombinasi.
Sentence case : Menjadikan kalimat yang diblok berubah dengan huruf besar di awal kalimat saja atau setelah titik.
lowercase : Menjadikan kalimat yang diblok berubah menjadi huruf kecil semua.
UPPERCASE : Menjadikan kalimat yang diblok berubah menjadi huruf besar semua.
Capitalize Each Word : Menjadikan kalimat yang diblok memiliki satu huruf besar di setiap awal kata.
tOGGLE cASE : Menjadikan kalimat yang diblok memiliki huruf kecil di awal setiap kata dan huruf setiap kata lainnya berupa huruf besar.

Cara Mengubah huruf kecil atau huruf besar dengan cepat di Ms. Word

Cara Standar
1. Bukalah Ms. Word dan buatlah sebuah dokumen baru.
2. Ketiklah sebuah kalimat dengan mode style normal.
3. Setelah selesai mengetikkan sebuah kalimat dengan standar style normal, blok kalimat tersebut.
4. Kemudian masuk ke menu Home dan perhatikan pada ribbon Font.
5. Pilihlah ikon ribbon Change Case, klik dan lihatlah dropdown menu yang keluar.
6. Pililahlah mode Change Case yang diinginkan sesuai kebutuhan dengan cara klik pilihan dropdown yang muncul.
7. Sampai disini cara standar sudah selesai.
Cara Tombol Kombinasi
1. Bukalah Ms. Word dan buatlah sebuah dokumen baru.
2. Ketiklah sebuah kalimat dengan mode style normal.
3. Setelah selesai mengetikkan sebuah kalimat dengan standar style normal, blok kalimat tersebut.
4. Sekarang tekan tombol Shift dan F3 secara bersamaan  satu kali dan lepaskan.
5. Kalimat akan berubah hurufnya menjadi pengaturan Change Case, untuk memilih yang sesuai dengan keinginan format Anda, silahkan tekan tombol Shift dan tahan. Tekan tombol F3 satu kali, dua kali, tiga kali. Lihat kondisi huruf pada kalimat, jika sudah sesuai dengan format yang Anda inginkan, lepaskan kedua tombol tersebut (Shift dan F3).
6. Cara tombol kombinasi sudah selesai.
Mengubah huruf kecil atau huruf besar dengan cepat di Ms. Word 2007 memiliki langkah-langkah yang sama dengan Ms. Word versi lebih baru. Tetapi untuk versi 2003, langkahnya berbeda.
Demikianlah sedikit tips cara mengubah huruf besar atau huruf kecil dengan cepat di Ms. Word 2007 yang dapat saya bagikan, semoga dapat bermanfaat dan membantu Anda.

Cara Membuat Daftar Isi Pada Microsoft Word


Cara Membuat Daftar Isi Pada Microsoft Word


Untuk memberi daftar isi secara otomatis berikut langkah-langkahnya:
Pertama, pada menu Home, di deretan bawah menu tersebut terdapat Styles.
1
 Lalu klik pada bagian panah kecil disamping Styles.
2
Maka akan muncul kotak Styles.
3
43
Kemudian letakkan kursor pada bagian kata-kata yang akan anda masukkan kedalam daftar isi, (misalnya Kata Pengantar, BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Isi dan Pembahasan, BAB 3 Penutup, dst) letakkan kursor pada setiap awal kalimat tersebut (Anda lakukan hal tersebut pada tiap halaman).
Misalnya pada halaman kata pengantar. Anda letakkan kursor pada awal kata “Kata Pengantar” kemudian pada kotak Styles klik Heading 1.
5
44
6
Maka kata pengantar tadi akan berubah warna menjadi warna biru.
7
Begitu anda lakukan pada setiap halaman. Misalnya lagi untuk BAB 1, BAB 2,
18
19
20
21
Adapun jika yang anda masukkan merupakan sub/bagian dari BAB, misalnya bagian dari BAB 1 yaitu Latar Belakang, Rumusan masalah, Tujuan, Manfaat, dll maka letakkan kursor pada kata Latar Belakang, kemudian pada kotak Styles-nya klik Heading 2.
22
24
26
27
Dan jika merupakan anak bagian dari sub BAB, Misalnya pada BAB 1, Pada sub Tujuan. memiliki sub sub Tujuan Umum dan Tujuan Khusus, maka yang anda klik adalah Heading 3.
28
29
30
Maka seterusnya seperti itu, untuk bagian dari sub sub BAB tadi maka yang di klik adalah adalah Heading 4, dan seterusnya seperti itu.
Biasanya Sub Bab tersebut diberi nomor, misalnya 1.1 Latar Belakang, 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Pertanyaan Penelitian, dst. Maka anda tinggal klik Numbering. Maka Latar Belakang tersebut menjadi seperti berikut.
31
Untuk mengubah format Number 1. menjadi 1.1 maka anda tinggal meng-klik bagian number tersebut dua kali.
33
Lalu langsung tuliskan 1.1 lalu tekan spasi. Maka number akan terbentuk.
32
Maka untuk bagian berikutnya pada BAB 1 ini, Anda tinggal meletakkan kursor pada sub bab tersebut lalu klik number, maka akan langsung muncul hasil seperti berikut:

Selanjutnya, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
Dalam penulisan BAB 1 Pendahuluan. Agar supaya dalam daftar isi mucul tulisannya BAB 1 Pendahuluan dalam satu baris walaupun dalam penulisannya dalam dua baris, maka cara menulisnya (setelah proses Heading):
(Misalnya BAB 1 Pendahuluan). Delete format enter yang ada sebelum kata pendahuluan sehingga kata BAB 1 Pendahuluan menjadi satu baris.
34
Setelah itu, letakkan kursor pada awal kata Pendahuan, lalu tekan Shift+enter. Maka Pendahuluan akan turun pada baris kedua, namun yang akan muncul di daftar isi nanti BAB 1 Pendahuluan pada satu baris.
35
Begitu juga untuk BAB 2 Isi dan Pembahasan, BAB 3 Penutup, harus dilakukan dengan cara tersebut.
Selanjutnya agar isi/materi dari pendahuluan (misalnya), tidak terbawa ke dalam daftar isi, maka pastikan tulisan bagian isi tersebut dalam kondisi normal bukan dalam format Heading.
36
37
Jika ternyata dalam format Heading, maka Anda tinggal klik normal. Karena jika dalam format Heading, maka semua isi/pembahasan tersebut akan masuk ke bagian daftar isi.
Lalu jika terjadi kesalahan misalnya BAB 1 Pendahuluan jadi satu halaman dengan bagian Daftar Isi,

Maka anda tinggal letakkan kursor  pada awal kata BAB 1, lalu tekan Ctrl+Enter, maka BAB 1 tersebut akan langsung berpindah pada halaman berikutnya.
Control enter akan berfungsi untuk tetap menjadikan bagian kalimat yang tadi di Control enter tetap berada di awal halaman. Sehingga sebaiknya, setiap kalimat yang harus tetap berada di awal halaman sebaiknya menggunakan Ctrl enter untuk memindahkan ke halaman berikutnya.

Setelah semuanya selesai diberi format Heading, maka anda rapikan terlebih dahulu. Dengan menyamakan bentuk font misalnya Times New Roman, Colour Black.
Kemudian langkah berikutnya, letakkan kursor pada halaman dimana anda akan meletakkan bagian daftar isi. Misalnya pada halaman setelah Kata Pengantar. Tekan Ctrl enter dari akhir halaman kata pengantar sehingga terbentuk halaman kosong baru setelah kata pengantar.

Kemudian Anda klik menu References, klik submenu Table of Contents –> Automatic Table 1.
38
39
 Maka Daftar Isi anda akan muncul beserta halamannya.
40
Kata Content tersebut bisa diganti menjadi Daftar Isi lalu kita pindahkan ke tengah.
41
Lalu jika anda telah mengedit kembali, misalnya menambahkan Content untuk daftar isi, menambah atau isi materi, sehingga terjadi perubahan halaman, maka anda tinggal meng-klik Up Date yang terdapat pada bagian atas Tabel of Content tersebut. Maka akan muncul tampilan berikut ini.
42
Update entire table dipilih apabila Anda telah meng-edit heading yaitu menambah, mengurangi atau memperbaiki materi, maka Anda harus pilih Update entire table.
Tapi, jika Anda tidak menambah atau mengurangi Heading, tetapi hanya mengedit pembahasan (mengurangi atau menambah materi pembahasan) artinya perubahan hanya terjadi pada nomor halaman, Anda sebaiknya memilih Upadate page numbers only.
Karena, jika Anda memilih Update entire table, maka bentuk Daftar Isi Anda kembali harus diperbaiki akibat perubahan otomatis yang terjadi pada keseluruhan Daftar Isi.
17
Terus, kalau ternyata di bagian Daftar Isi yang muncul hanya Heading 1 sampai Heading 3, maka pilih kembali menu References, pilih Table of Contents.
8
Klik Insert Table of Contents
9
Maka akan muncul kotak Table of Contents,
10
Awalnya biasanya ter-setting pada Show levels itu adalah 3.
11
Nah, jika Anda ingin menampilkan sampai Heading 4, maka Anda tinggal mengubahnya menjadi 4.
12
Maka, pada Daftar Isi Anda telah muncul sampai Heading-4.
13
15
Oh ia satu lagi terakhir, kalau Anda ingin pengaturan Heading Anda tidak berubah saat Heading di pilih (bentuk, size maupun colour hurufnya), maka silahkan lakukan cara berikut ini,
Pada menu Home, Anda akan menemukan format Heading, (sebenarnya Anda bisa langsung membuat heading dari menu ini, atau dari style seperti yang telah dijelaskan diawal).
1
Pertama untuk Heading 1, pilih Heading 1, kemudian Klik Kanan,
2
Maka akan muncul kotak berikut,
3
Kemudian pilih sesuai dengan keinginan Anda, Misalnya saya akan men-setting Heading 1 saya, Times New Roman, 12, Bold, Black, center, maka saya setting seperti berikut ini,
4
Maka, ketika Anda membuat Heading 1, tidak akan terjadi perubahan warna, bentuk, size pada hurufnya,
Seperti berikut ini, awalnya berbentuk normal,
5
Setelah dilakukan Heading 1, tidak terjadi perubahan pada hurufnya, hanya berubah menjadi Heading 1 saja,
6
Begitu juga untuk Heading 2, pilih Heading 2 lalu Klik Kanan, Modify,
7
Setting sesuai keinginan, Misalnya Saya pilih untuk Heading 2, Times New Roman, 12, Bold, Left,
8
Maka ketika Anda melakukan Heading 2, yang awalnya seperti berikut,
9
Bentuknya tetap sama seperti sebelumnya, namun sudah menjadi Heading 2,
10
Begitu juga Anda lakukan untuk Heading, 3, 4, dst,
11
Mudah kan (agak ribet dikit sich, hehe) tapi teman-teman menjadi lebih cepat dan praktis, Teman-teman bisa menggunakan waktu sisa untuk memperbaiki/memperkaya isi materinya.
Selamat mencoba…!!!